Selasa, 01 November 2011

Kemana Perginya Penduduk Asli Papua???


PBB menyatakan Senin 31 Oktober 2011 sebagai hari di mana penduduk dunia tercatat tujuh miliar orang. Setiap tahun, penduduk dunia bertambah sekitar 80 juta orang. Penduduk Papua juga bertambah. Namun pertumbuhan itu lebih dikarenakan mengalirnya imigran dari luar Papua.
Sensus penduduk Papua 2000-2010 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Papua sebesar 5,55 persen.
Pertumbuhan penduduk Papua, 50%-nya disumbang oleh orang luar alias imigran. Demikian Muridan Widjojo, pakar Papua pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI.
Marjinalisasi
Muridan mengkhawatirkan ini bisa mengakibatkan terjadinya marjinalisasi orang asli Papua. "Pertama dari sisi politik. Kalau jumlah migran lebih besar, maka di dalam pemilu nanti orang Papua kalah."

Kedua, dari segi kualitas sumber daya alam, ekonomi dan politik, para migran akan memiliki kemampuan jaringan sosial yang lebih baik. Itu juga faktor penting marjinalisasi.
Yang ketiga, kualitas pendidikan migran rata-rata lebih baik. "Kalau tidak ada program khusus yang melindungi orang asli Papua, akan terjadi marjinalisasi. Marjinilasasi ini bisa menimbulkan efek diskriminatif terhadap orang asli Papua," demikian Muridan Widjojo kepada Radio Nederland.
Kualitas pendidikan
Para migran yang memiliki kualitas pendidikan lebih baik mempermudah mereka mendapatkan pekerjaan atau membuka usaha. Peluang untuk itu lebih besar ketimbang orang Papua sendiri. Ini mengakibatkan marjinalisasi ekonomi serta perebutan sumber-sumber daya di bidang pekerjaan.

Muridan menambahkan kejadian seperti itu bisa sangat merugikan penduduk asli Papua. "Hanya kesulitannya pemerintah masih belum bisa merumuskan kebijakan yang membatasi imigrasi ke Papua. Dalam NKRI setiap warga negara berhak melakukan perpindahan penduduk dari satu provinsi ke provinsi yang lain."
Program khusus
Menurut Muridan pemerintah RI harus membuat program-program yang memberdayakan dan melindungi orang asli Papua dan mendorong mereka membentuk pengusaha kelas menengah baru. "Yang penting adalah memperkuat pendidikan dan memperkuat akses orang asli Papua terhadap sumber daya alam, politik dan ekonomi."

Pertumbuhan penduduk di Papua bukan berarti kondisi hidupnya juga membaik, ungkap Muridan Wijdojo. "Tergantung kualitas penduduk. Kalau kualitas penduduk antar kelompok etnik itu mengalami kesenjangan, itu tidak membaik. Itu artinya memperpanjang kesenjangan ekonomi dan sosial, dan memperkeras proses marjinalisasi dan mungkin juga menimbulkan efek diskriminatif terhadap orang asli Papua."
Kurang akurat
Sensus penduduk Papua 2000-2010, menurut Muridan kurang akurat. Ini disebabkan situasi di beberapa daerah Papua masih diwarnai konflik. Akibatnya sulit sekali meminta data dari dari penduduk secara akurat.

Terutama di daerah pedalaman yang dianggap masih daerah rawan. "Biasanya petugas statistik tidak berani masuk satu per satu daerah." Warga asli cenderung mencurigai kalau diadakan sensus. Beberapa daerah sangat sulit ditembus. Untuk wilayah aman pun, susah dicapai.
Seringkali pula, kantor statistik mengira-ngira saja. "Petugas seringkali melakukan perkiraan-perkiraan saja dengan bertanya kepada sumber kedua atau kepala suku atau kepala kampung, padahal kampung itu penduduknya itu tersebar dan tidak terpusat sehingga sulit sekali dihitung." Demikian Muridan Wijdojo doktor sejarah politik lulusan Universitas Leiden, Belanda 2007. (sumber)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Agung Nugroho | Bloggerized by Beyuk - Premium Blogger Themes | Holigans