Pengusaha Indonesia menduduki peringkat keempat dengan predikat pebisnis gemar menyuap. Predikat tersebut dirilis dari hasil temuan Tranperency Internasional di Jakarta, Kamis (3/11) siang.
Predikat tersebut diperoleh saat wawancara responden di 30 negara. Sejumlah nama pengusaha Indonesia, kerap disebut sering melancarkan praktik suap. Kebiasaan tersebut, disinyalir sebagai perpaduan kebiasaan di tanah air dan lemahnya hukum bisnis di negara tujuan.
Berdasarkan survei, praktek tersebut biasa terjadi saat pengusaha ingin memenangkan kontrak pengerjaan konstruksi proyek publik, infrastruktur, pertambangan, dan eksplorasi migas.
Sementara itu, dari daftar Bribery Payers Index (BPI) yang dilakukan terhadap 3016 pengusaha dari 28 negara, posisi puncak ditempati Rusia, disusul china, dan Meksiko di urutan ketiga. Sementara, posisi tiga teratas negara antipenyuapan diduduki Belanda, Swiss dan Belgia.(sumber)
Predikat tersebut diperoleh saat wawancara responden di 30 negara. Sejumlah nama pengusaha Indonesia, kerap disebut sering melancarkan praktik suap. Kebiasaan tersebut, disinyalir sebagai perpaduan kebiasaan di tanah air dan lemahnya hukum bisnis di negara tujuan.
Berdasarkan survei, praktek tersebut biasa terjadi saat pengusaha ingin memenangkan kontrak pengerjaan konstruksi proyek publik, infrastruktur, pertambangan, dan eksplorasi migas.
Sementara itu, dari daftar Bribery Payers Index (BPI) yang dilakukan terhadap 3016 pengusaha dari 28 negara, posisi puncak ditempati Rusia, disusul china, dan Meksiko di urutan ketiga. Sementara, posisi tiga teratas negara antipenyuapan diduduki Belanda, Swiss dan Belgia.(sumber)
0 komentar:
Posting Komentar